Sejak lama, kuning telur
dikaitkan dengan penyakit stroke dan jantung. Hal ini membuat banyak orang
membatasi konsumsi kuning telur. Sebuah penelitianpun menyebutkan bahwa efek
kuning telur pada pembuluh arteri sama seperti efek merokok.
Studi pada Agustus 2012 menunjukkan, konsumsi kuning telur secara teratur meningkatkan dua per tiga risiko penumpukan plak pada pembuluh arteri karotid, sama seperti efek buruk merokok. Penumpukan plak pada karotid ini bisa menghambat suplai darah ke otak dan meningkatkan risiko stroke.
Seperti dilansir dari besthealthmag (24/04/2013), David Spence memimpin penelitian penyakit jantung di Ontario, Amerika Serikat. Sebanyak 1.231 pria dan wanita disurvei saat mengunjungi klinik pencegahan penyakit vaskular di London Health Sciences Centre’s University Hospital.
Para partisipan diminta mengisi kuesioner tentang kebiasaan merokok dan konsumsi kuning telur. “Kami menemukan adanya hubungan antara penuaan dengan penumpukan plak di arteri secara bertahap pada partisipan. Konsumsi kuning telur membuatnya berkembang cepat,” ujar Spence.
Di sisi lain, seorang analis kebijakan sains di Heart and Stroke Foundation of Canada, Christine Le Grand tidak setuju dengan hasil penelitian ini. “Penyakit jantung dan stroke memiliki banyak faktor risiko selain diet, seperti merokok, tekanan darah tinggi, pola hidup tidak aktif, penyakit diabetes, dan tingginya kolesterol,” ujarnya.
Penelitian ini hanya melibatkan pola makan, tetapi tidak mengungkapkan berapa banyak lemak jenuh, gula atau natrium yang dikonsumsi peserta. Menurut Le Grand, faktor tersebut penting untuk diteliti.
Le Grand merekomendasikan, setiap orang yang memiliki risiko penyakit jantung dan stroke agar membatasi asupan kolesterol sebanyak 200 mg per hari. Nilai tersebut setara dengan kandungan kolesterol pada kuning telur berukuran besar.
Studi pada Agustus 2012 menunjukkan, konsumsi kuning telur secara teratur meningkatkan dua per tiga risiko penumpukan plak pada pembuluh arteri karotid, sama seperti efek buruk merokok. Penumpukan plak pada karotid ini bisa menghambat suplai darah ke otak dan meningkatkan risiko stroke.
Seperti dilansir dari besthealthmag (24/04/2013), David Spence memimpin penelitian penyakit jantung di Ontario, Amerika Serikat. Sebanyak 1.231 pria dan wanita disurvei saat mengunjungi klinik pencegahan penyakit vaskular di London Health Sciences Centre’s University Hospital.
Para partisipan diminta mengisi kuesioner tentang kebiasaan merokok dan konsumsi kuning telur. “Kami menemukan adanya hubungan antara penuaan dengan penumpukan plak di arteri secara bertahap pada partisipan. Konsumsi kuning telur membuatnya berkembang cepat,” ujar Spence.
Di sisi lain, seorang analis kebijakan sains di Heart and Stroke Foundation of Canada, Christine Le Grand tidak setuju dengan hasil penelitian ini. “Penyakit jantung dan stroke memiliki banyak faktor risiko selain diet, seperti merokok, tekanan darah tinggi, pola hidup tidak aktif, penyakit diabetes, dan tingginya kolesterol,” ujarnya.
Penelitian ini hanya melibatkan pola makan, tetapi tidak mengungkapkan berapa banyak lemak jenuh, gula atau natrium yang dikonsumsi peserta. Menurut Le Grand, faktor tersebut penting untuk diteliti.
Le Grand merekomendasikan, setiap orang yang memiliki risiko penyakit jantung dan stroke agar membatasi asupan kolesterol sebanyak 200 mg per hari. Nilai tersebut setara dengan kandungan kolesterol pada kuning telur berukuran besar.
food.detik.com
foto: sidomi.com
foto: sidomi.com