Kita sudah sering mendengar
tentang fungsi tiroid atau orang yang memiliki masalah tiroid. Tapi
mungkin kita jarang mendengar soal kelompok kelenjar lain di leher yang disebut
kelenjar paratiroid.
Seperti tiroid, kelenjar-kelenjar
tersebut kadang berlebihan fungsinya dan disebut hiperparatiroidisme. Seperti
dilansir Foxnews, paratiroid mengontrol kadar kalsium dan potasium dalam
tubuh dengan cara melepaskan hormon ke dalam aliran darah saat dibutuhkan.
Jika kadar kalsium dan
potasium dalam darah tinggi, kelenjar tak akan melepaskan hormon paratiroid.
Kadang kala, kelenjar ini memproduksi terlalu banyak hormon paratiroid.
Kelebihan paratiroid ini
mengakibatkan munculnya sinyal kalau tubuh harus melepas lebih banyak kalsium
dari tulang dan menyerap zat ini lebih banyak lagi dari makanan, sehingga kadar
kalsium menjadi terlalu tinggi. Tergantung dari berapa banyak kelebihan kalsium
itu, kondisi ini bisa jadi sangat berbahaya.
Dalam beberapa kasus,
kondisi ini dapat menyebabkan patah tulang. Di Amerika Serikat, sekitar 100
ribu orang menderita hiperparatiroidisme setiap tahunnya, paling banyak wanita,
yang mencapai 75 ribu, dengan rata-rata usia 50-60 tahun.
Untuk mengindentifikasi
penyakit ini, kita harus memperhatikan sinyal dari tubuh. Bila muncul
gejala-gejala berikut, segera berkonsultasi ke dokter. Gejala yang biasa timbul
adalah osteoporosis, depresi atau sulit berkonsentrasi, lesu, mual, kehilangan
nafsu makan, nyeri otot dan sendi, sakit perut, serta sering buang air kecil.
Kenapa kondisi ini sampai
terjadi? Reaksi berlebihan paratiroid bisa disebabkan banyak hal. Yang paling
sering adalah tumbuhnya benjolan di salah satu kelenjar paratiroid. Ada juga
kasus, meski jarang, tumor tersebut adalah kanker.
Hiperparatirodisme juga bisa
terjadi karena kekurangan kalsium dan vitamin D, yang sering disebut
hiperparatiroidisme sekunder. Karena tak ada gejala khusus, untuk mengetahui
dengan pasti apakah kita menderita hiperparatiroidisme adalah dengan cara
memeriksakan diri ke dokter.
Dokter akan mengecek kadar
kalsium, fungsi ginjal, dan kepadatan tulang secara rutin untuk mengetahui
perkembangannya. Dokter mungkin akan memberikan suplemen vitamin D atau
obat-obatan untuk mengontrol kadar kalsium dan meningkatkan kepadatan tulang.
Bila kadar kalsium terlalu tinggi penderita harus menjalani operasi.
TEMPO.CO